Makalah Administrasi dan Supervisi Pendidikan

 

 

“ Administrasi dan Supervisi Pendidikan ”

 

Disusun  Untuk Memenuhi Tugas Administrasi & Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs. Jon Helmi, MP

 



Indah Syahnur

NIM : 19003882

 

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

HUBBULWATHAN DURI

 

2021/2022
 
 
 
 
 

KATA PENGANTAR

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Assalamualaikum Wr.Wb.

Atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan penyususnan makalah yang berjudul “Asministrasi Dan Supervisi Pendidikan ”. Sholawat serta salam kepada  Nabi kita Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita dari alam jahiliyah menuju ke alam yang penuh ilmu saat ini.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Drs. Jon Helmi, MP selaku dosen mata kuliah Administrasi & Pendidikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan membimbing penulis.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, bagi pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini dimana tidak ada unsur kesengajaan dan dengan tangan terbuka penulis menerima saran terhadap makalah yang penulis sajikan ini untuk di masa yang akan datang.

 

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Duri, 13 Oktober 2021

 
Indah Syahnur        
 
 
 
 
    

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Pendidikan merupakan sistem kerja yang saling terkait antara komponen yang satu dengan lainnya. Bila selama ini guru selalu menjadi sorotan sekaligus ujung tombak pelaksanaan pendidikan di berbagai jenjang, sebenarnya masih ada komponen lain yang harus diberdayakan dalam aplikasi pendidikan di lapis bawah yaitu peran kepala sekolah. Kinerja guru dalam mengabdikan dirinya sebagai pemecahannya, sehingga tidaklah mengherankan jika hampir setiap bangsa telah menempatkan masalah pendidikan dalam suatu tempat yang utama.

Administrasi merupakan usaha menciptakan kerja sama antara guru dan karyawan untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar. Administrasi tidak hanya berkenaan dalam bidang keuangan, melainkan juga tentang keterampilan dalam hal pembukuan. Administrasi pendidikan memiliki tujuan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari pendidikan. Administrasi sangatlah dibutuhkan demi berjalannya proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Hal tersebut tidak lepas dari peran serta keaktifan orang-orang yang menguasai bidang administrasi pendidikan.

Namun demikian, upaya untuk melaksanakan pencapaiannya yakni mencapai tujuan pendidikan yang dikehendaki, hal itu harus diikuti dengan prinsip-prinsip yang telah dikembangkan serta teruji kebenarannya sehingga prinsip-prinsip itupun kiranya akan mendasari pemecahan masalah baik dalam hal kebijakannya yang akan tercermin dalam perencanaan pendidikan atau dalam perencanaan kurikulum maupun dalam hal-hal yang lebih operasional, yang dapat kita tinjau di sekolah atau di kelas sebagai lembaga yang melaksanakan pendidikan secara formal.

Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling penting dalam pembangunan pendidikan. Sentralisasi dalam manajemen atau pengelolaan pendidikan telah menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan daerah untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan pendidikan daerah masing-masing. Salah satu sarana terpenting dalam pendidikan adalah sekolah. Guru sebagai tenaga pengajar merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangankan secara terus menerus. Potensi sumber daya guru harus terus berkembang agar dapat melaksanakan fungsinya secara professional. Oleh karena itu diperlukanlah supervisi pendidikan untuk mengawasi dan memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1.      Apa pengertian dari Administrasi Pendidikan?

2.      Apa pengertian dari Supervisi Pendidikan?

3.      Apa tujuan Administrasi dan Supervisi Pendidikan?

 

C.     Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk:

1.      Menjelaskan maksud dari Administrasi Pendidikan

2.      Menjelaskan maksud dari Supervisi Pendidikan

3.      Menjelaskan tujuan Administrasi dan Supervisi Pendidikan

 

 

 

 

 

BAB I

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

  

A.     Pengertian Administrasi Pendidikan  

    Administrasi pendidikan sering diartikan sebagai proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengendalian kegiatan kelompok berkenaan dengan kegiatan perencanaan (planning); pengaturan (organizing); menggerakkan (actua-ting); pengawasan (controlling) sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan.[1]

Administrasi pendidikan merupakan perpaduan dari duakata yakni “administrasi” dan “pendidikan” yang masing-masing dari kata tersebut memiliki arti tersendiri, tetapi bila dirangkaikan membentuk arti baru. Pada hakikatnya, administrasi pendidikan merupakan penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan.

Berdasarkan etimologis, “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari “Ad” dan “ministro”. “Ad” mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.

Di bawah ini ada beberapa pendapat mengenai pengertian administrasi pendidikan yaitu sebagai berikut:

Pertama, Hadari Nawawi mengatakan, “administrasi pen-didikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang di selenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama dalam lembaga pendidikan formal”.  

Kedua, Engkoswara mengatakan, “Administrasi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya manusia yaitu, kurikulum dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia dalam mencapai tujuan pendidikan.

 Selanjutnya dikatakan bahwa tujuan administrasi pendidikan adalah mencapai tujuan pendidikan secara produktif, yaitu efektif dan efisien. Ukuran keberhasilan administrasi pendidikan produktivitas pendidikan, yang dapat dilihat pada produk, hasil atau efektivitas proses, suasana atau efesiensi dalam pendidikan. Dalam pencapaian produktivitas itu di perlukan suatu proses, minimal meliputi prilaku manusia berorganisasi, yang dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau pembinaan atas kewajiban administratif. Tugas kewajiban administratif itu dapat dikelompokkan dalam tujuh kategori yaitu:

a) Program pendidikan

b) Murid

c) Personil

d) Kantor sekolah

e) Pelayanan bantuan,

f) Hubungan sekolah dan masyarakat.

Tugas kewajiaban diatas dapat dikategorikan dalam program pendidikan atau sumber belajar dan fasilitas pendidikan.[2]

 

B. Prinsip- Prinsip Administrasi Pendidikan

Prinsip praktis dalam dunia pendidikan yang secara khusus harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah, yaitu (Burhanuddin, 1994: 46) :

1. Baik pimpinan maupun segenap personel yang terlibat dalam proses kerja sama administratif, selayaknya sudah memiliki persepsi yang jelas tentang mengapa dan dengan tujuan apa administrasi pendidikan diselenggarakan. Dengan mengetahui latar belakang dan tujuan pelaksanaan administrasi tersebut, para pelaksana maupun pimpinan akan memperoleh gambaran yang jelas tentang arah dan pedoman yang dapat memberikan rambu-rambu bagi setiap kegiatan dalam mencapai tujuannya,

2. Adanya struktur organisasi yang relatif permanen dan dapat menggambarkan hubungan kerja antar individu, serta benar-benar menggambarkan suatu kesatuan dalam menerima perintah serta usaha yang harus dikerjakan dalam mencapai tujuan bersama,

3. Adanya sistem pendelegasian yang efektif sesuai dengan kemampuan masing-masing pegawai,

4. Administrasi harus menjadi sumber informasi bagi segenap usaha pengembangan organisasi. Oleh sebab itu dalam setiap usaha bersama semestinya mempunya sebuah sistem pengelolaan data yang baik agar selalu tersedia informasi yang up to date, bermanfaat untuk proses pengambilan keputusan,

5. Bersifat praktis, dalam arti bahwa administrasi yang diusulkan memang dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi diterapkannya administrasi tersebut,

6. Sistem penyelenggaraan proses administrasi menggambarkan prinsip kooperatif yang dapat dilihat pada setiap unsur kegiatan,

7. Pada akhirnya administrasi pendidikan di sekolah juga harus memperhitungkan sifat program sekolah tersebut, sehingga administrasi yang akan diterapkan menunjang program sekolah dalam mencapai tujuan.

Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara lain :

1. Prinsip Efisiensi

Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.

2. Prinsip Pengelolaan

Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan).

3. Perinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan

Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang sama, seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai.

4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif

Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apabila ia memiliki gaya kepemimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antar manusia (human relationship), Pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi (sikon) yang ada. Adapun tentang gaya kepemimpinan yang efektif adalah mampu memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaanya.

5. Prinsip Kerjasama Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasama antara seluruh anggota baik secara horizontal maupun secara vertikal.[3]

 

C. Tujuan Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan merupakan subsistem dalam sistem pendidikan sekolah/madrasah. Maka, tujuan administrasi pendidikan adalah berusaha untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan yang tertuang di dalam visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sergiovanni dan Carver dalam Daryanto, merumuskan terdapat empat tujuan administrasi, yaitu: efektivitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri, dan kepuasan kerja.  Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan menurut Shrode dan Voich dalam Nanang Fatah, tujuan utama manajemen/administrasi adalah produktifitas dan kepuasan.

Produktifitas dapat diukur dengan dua standar utama yaitu produktifitas fisik dan produktifitas nilai. Produktifitas fisik diukur secara kuantitatif seperti banyaknya keluaran (panjang, berat, lamanya waktu, jumlah) sedangkan produktifitas nilai diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan, sikap, perilaku, disiplin, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan/tugas.

Pencapaian tujuan yang sesuai dengan harapan tersebut adalah pencapaian tujuan secara efisien dan efektif. Dengan kata lain, prestasi kerja manajer, standar penilaiannya diukur dan efisiensi dan efektivitas organisasi yang dikelolanya untuk pencapaian tujuan. Efisien dan efektif dipopulerkan oleh Peter Drucker, efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing things right), sedangkan efektif adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right things). Jika dijabarkan, efisien adalah kemampuan menggunakan sumber daya dengan benar, tidak melakukan pemborosan-pemborosan terhadap sumber daya organisasi yang jumlahnya terbatas. Untuk lebih memahami efisiensi, bisa dikaitkan dengan perbandingan output/input. Output merupakan hasil keluaran organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Organisasi yang dikatakan efisien adalah organisasi yang memaksimalkan rasio output/input (lebih besar output dan input). Sebaliknya jika rasio output/input semakin rendah (input lebih besar dan output) maka sebuah organisasi dikatakan tidak efisien.[4]

 

D. Fungsi Administrasi Pendidikan

Agar kegiatan administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuannya, maka kegiatan administrasi tersebut harus dapat dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus). Berikut akan diuraikan gambaran yang lebih jelas tentang fungsi-fungsi administrasi pendidikan secara lebih rinci.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan salah satu persyaratan yang harus ada bagi setiap kegiatan administrasi. Tanpa adanya perencanaan, pelaksanaan dari suatu kegiatan akan mengalami suatu kesulitan dan bahkan juga kegagalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap permulaan dan juga selama kegiatan administrasi itu berlangsung. Di dalam membuat suatu perencanaan ada dua faktor yang perlu diperhatikan, yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personel maupun material. Menurut Sondang P. Siagian (1989), perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang mengenai hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga dari situ dapat terciptalah adanya hubungan-hubungan kerjasama yang harfmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Pengkoordinasian (Coordinating)

Adanya bermacam-macam tugas/pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan. Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian dalam personel dapat bekerja sama menuju ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan.

Pengkoordinasian diartikan sebagai usaha untuk menyatu padukan kegiatan dari berbagai individu agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota dalam usaha mencapai tujuan. Usaha pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti: (a) melaksanakan penjelasan singkat (briefing), (b) mengadakan rapat kerja; (c) memberikan unjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, dan (d) memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan (Soetjipto, 2004: 137).

4. Komunikasi

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan dan menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses menyampaikan atau komunikasi ini meliputi lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis. Menurut Oteng Sutisna (1993: 226), komunikasi adalah proses penyaluran informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dan orang ke orang atau dan kelompok ke kelompok. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1984: 46) komunikasi adalah sebagai proses penyampaian informasi, ide (gagasan), pendapat dan saran-saran guna melancarkan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dan menurut Ngalim Purwanto (2010: 19), komunikasi adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi.

5. Supervisi

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Adapun fungsi dari supervisi adalah menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat apakah yang diperlukan, dan memenuhi/mengusahakan syarat-syarat yang diperlukan itu. Dengan demikian, supervisi dalam fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

6. Kepegawaian (Staffing)

Kepegawaian merupakan fungsi yang tidak kalah penting dengan fungsi-fungsi sebelumnya. Agak berbeda dangan fungsi-fungsi administrasi yang telah dibicarakan, dalam kepegawaian yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personel.

Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan diusahakan agar untuk personel-personel yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di dalam struktur organisasi itu dipilih dan di angkat orang-orang yang memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang di pegangnya. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu di perhatikan.

7. Pembiayaan

Biaya/pambiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi karena biaya ini sangat menentukan bagi kelancaran jalannya sebuah organisasi, tanpa biaya yang mencukupi tidak mungklin terjamin kelancaran jalannya suatu organisasi. Setiap kebutuhan organisasi, baik personel maupun material, semua memerlukan adanya biaya., itulah sebabnya masalah pembiayaan ini harus sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan pelaksanaannya. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan, meliputi:

a. perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan

b. dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh/ diusahakan

c. bagaimana penggunaanya

d. siapa yang akan melaksanakannya

e. bagaimana pembukuan dan pertangung jawabannya

f. bagaimana pengawasannya.

8. Penilaian (Evaluating)

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai denhan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsure pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi. Dengan mengetahui kasalahan-kasalahan atau kekurangan-kekurangan yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu, selanjutnya dapat di usahakan bagaimana cara-cara memperbaikinya (Purwanto, 2007: 15-22). Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :

a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja , pekejaan tersebut berhasil

b. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien

c. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak

d. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi (Soetjipto, 2004: 138).[5]

 


E. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan Administrasi pendidikan memberikan pedoman tentang bagaimana wawasan yang diperoleh dari pemahaman tersebut untuk diterapkan dalam sekolah sebagai satuan organisasi pendidikan terdepan untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat pemakai jasa pendidikan. Dengan demikian ruang lingkup pembahasan administrasi pendidikan difokuskan pada kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayanan kebutuhan sekolah disatu pihak, dan sekolah sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dengan fokus utama pelayanan belajar dipihak lainnya. Pada kedua pihak ini kegiatan adminstrasi pendidikan difokuskan pada profesionalisme pengelolaan pendidikan dilihat dari kelembagaan pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan terhadap masyarakat maupun satuan pendidikan atau sekolah pada semua jenjang dan jenis sebagai institusi yang memberikan jasa pelayanan belajar kepada masyarakat.

Ary H Gunawan (1996 : 4) menerangkan bahwa garapangarapan kegiatan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan kepada delapan garapan:

1. Pengelolaan peserta didik (siswa)

2. Pengelolaan personel (guru + pegawai TU)

3. Pengelolaan kurikulum

4. Pengelolaann sarana dan prasarana

5. Pengelolaan anggaran / biaya

6. Pengelolaan tata laksana / tata usaha

7. Pengelolaan organisasi

8. Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat (Humas).[6]

 

 Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan :

1.      Administrasi Kesiswaan

Menurut Sururi peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses, dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan menurut Mohammad Ali mengemukakan bahwa siswa adalah peserta didik yang memerlukan bekal agar dapat hidup dan menghadapi kehidupan dengan layak pada masanya. Sedangkan menurut Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan pada Bab I pasal 1 ayat 4 Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Administrasi kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Ini merupakan upaya untuk memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada siswa semenjak dari proses penerimaan sampai saat siswa meninggalkan lembaga pendidikan (sekolah) karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada pendidikan itu. Kegiatan Administrasi Kesiswaan :

a.       Perencanaan

b.      Penerimaan Peserta Didik

c.       Orientasi Peserta Didik Baru

d.      Penempatan peserta didik (pembagian kelas)

e.       Pembinaan dan pengembangan peserta didik

f.        Pencatatan dan pelaporan

2.      Administrasi Kurikulum

Kurikulum dipahami bukan sekadar buku teks, pokok persoalan, rangkaian pelajaran, isi atau program pendidikan, juga bukan sekadar pelajaran kursus. Kurikulum merupakan semua situasi atau keadaan dimana lembaga pendidikan dapat menyelidiki, mengorganisasi, memonitor, dan mengevaluasi secara sadar terhadap pengembangan kepribadian peserta didik.

Menurut Prof. Dr. H. Ramayulis komponen kurukulum meliputi:

a.       Tujuan, yang ingin dicapai meliputi: tujuan akhir, tujuan umum, tujuan khusus dan tujuan sementara.

b.      Isi kurikulum, Berupa materi pembelajaran yang diprogram untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Materi tersebut disusun dalam silabus dan dalam mengaplikasikannya dicantum pula dalam datuan acara perkuliahan (SAP) dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c.       Media (sarana dan prasarana), media sebagai sarana perantara dalam pembelajaran untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.  Materi tersebut berupa benda (materil) dan bukan benda (non materil).

d.      Strategi, merujuk pada pendekatan dan metode serta teknik mengajar yang digunakan. strategi termasuk juga kompunen penunjang lainnya seperti sistem administrasi, pelayanan BK, remedial, pengayaan dan sebagainya.

e.       Proses pembelajaran, komponen ini sangat penting, sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik sebagai indicator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.

f.        Evaluasi atau penilaian, digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan atau kompetensi yang telah dirumuskan.

 

3.      Administrasi Personalia Pendidikan

            Administrasi personalia merupakan serangkaian proses kerja sama mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan mendayagunakan sumber yang ada secara efektif dan efisien, sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan atau sekolah yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan atau sekolah yang dimaksud adalah tujuan yang tertera sebagai tujuan satuan pendidikan. Administrasi personel merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu para pegawai disekolah.

4.      Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

            Administrasi sarana dan prasarana pendidikan memiliki peranan penting dalam menunjang proses belajar mengajar di satuan pendidikan. Oleh karena itu di setiap satuan pendidikan dibutuhkan pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan yang baik.

Jenis sarana pendidikan menurut Nawawi seperti yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal (2008: 2), sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

1) Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh: Spidol, kapur tulis.

2) Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Contoh: meja, kursi, komputer.

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan

1) Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relative sangat sulit dipindahkan. Contoh: penggunaan air

pada suatu sekolah.

5. Administrasi Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. Masyarakat memiliki peran yang sangat penting terhadap keberadaan kelangsungan bahkan kemajuan lembaga pendidikan. Setidaknya salah satu parameter penentu nasib lembaga pendidikan adalah masyarakat. Apabila ada lembaga pendidikan yang maju salah satu factor keberhasilan tersebut adalah keterlibatan masyarakat yang maksimal. Begitu pula sebaliknya apabila ada lembaga pendidikan yang bernasib memprihatinkan salah satu penyebabnya adalah kurangnya dukunagan masyarakat.

 
6. Administrasi Keuangan
        Administrasi keuangan sekolah merupakan langkah pengolahan keuangan sekolah mulai dari penerimaan sampai dengan bagaimana mempertanggung- jawabkan keuangan yang digunakan secara obyektif dan sistematis. Langkah tersebut sangat penting sekali diperhatikan, karena masalah pembiayaan adalah menjadi sarana vital bagi mati hidupnya suatu organisasi sekolah.
 

7. Administrasi Tata Laksana

        Tata laksana pendidikan sering disebut dengan istilah administrasi tata usaha, yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bahan keterangan yang di perlukan oleh organisasi. Dengan pengertian ini maka tata laksana atau tata usaha bukan hanya meliputi surat-surat saja tetapi semua bahan keterangan atau informasi yang berwujud warkat. Warkat ini adalah catatan tertulis atau bergambar mengenai sesuatu hal untuk keperluan pengingatan agar apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat disiapkan.
 
8.  Administrasi Layanan Khusus
        Administrasi layanan khusus meliputi Administrasi perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Administrasi komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari manajemen berbasi sekolah yang efektif dan efisien. [7]
 
 

BAB II

SUPERVISI PENDIDIKAN

 

A.    Pengertian Supervisi Pendidikan

Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik). Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, tilik dan awasi. masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan, orang yang berposisi diatas, terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Jadi supervisi berarti melihat, menilik dan mengawasi dari atas. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaik.

Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Para ahli memberikan berbagai definisi, tapi pada prinsipnya mempunyai makna yang sama. Menurut Kimball Wiles, supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi mengajar yang lebih baik. Menurut Piet Suhertian, Supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara berkelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci supervisi adalah pemberian layanan dan bantuan.

 

B.    Konsep Supervisi

Konsep supervisi ada dua yaitu konsep supervisi tradisional dan konsep supervisi yang bersifat ilmiah.

1. Konsep supervisi tradisional

Konsep supervisi tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku supervisi yang tradisional ini disebut Snooper Vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan/inspeksi. Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya memeriksa. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur Inspektur dalam hal ini mengadakan :

a. Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya

b. Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan

c. Judging : mengadili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak

d. Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/ garis

e. Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik

 2. Konsep supervisi yang bersifat ilmiah

Konsep supervisi yang bersifat ilmiah ini dilakukan dengan cara:

a. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.

b. Objektif, artinya ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan tafsiran pribadi.

c. Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran dikelas.

 Sehingga supervisi yang bersifat ilmiah ini bercirikan:

a. Research : meneliti situasi sebenarnya disekolah

b. Evalution : penilaian

c. Improvement : mengadakan perbaikan

d. Assistance : memberikan bantuan dan bimbingan

e. Cooperation : kerjasama antara supervisor dan supervised ke arah perbaikan situasi. [8]

 

C.     Tujuan Supervisi

Tujuan supervisiidapat dibedakan atas tujuan umu dan tujuan khusus tujuan umum suprpisi menurut Neagly cs (1980) adalah penyempurnaan pengajaran, sedangkan menurut Rivai (1982) tujuan umum superpisi adalah membantu guru meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik. Selanjutnya Fafadal (1992)mengatakan bahwa tujuan supervisi adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan yang di tetapkan bagi siswa-siswinya tujuan supervisi ini tidak hanyaberkenaan dengan aspek kongnitif dan psikomotor tetapi juga mengenai aspek afektifnya .

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan supervisi adalah membantu guru untuk meningkatkan kemauan sehinga dapat mengelola program pengajaran yang lebih baik secara lebih rici /khusus tujuan supervisi dikemukakan Riva’i (1982) sebagai berikut :

1. Membantu guru agar dapat lebih mengerti tujuan-tujuan pendidikan disekolah .dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan . Umumnya guru mengetahui tujuan di sekolah tetapi dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari banyak guru yang kurang menyadari dan melupakannya . Mereka dalam melaksanakan tugasnya mengajar hanya berfokus pada pengajaran bidang studynya dan kurang memperhatikan hubungan bidang study yang di ajarkan denga tujuan akhir pendidikan atau tujuan pendidikan nasional untuk membentuk manusia seutuhnya .Berdasarkan hal itu supervisi perlu membantu guru menyadari bahwa tugasnya tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik dan bidang study yang di ajarkan adalah sebagai satu bagian dalam mencapai tujuan akhir pendidikan.

2. Membantu guru agar lebih menyadari dan mengerti kebutuhankebutuhan siswa serta masalah yang dihadapinya, supaya dapat membantu siswa dengan lebih baik. Sebagai manusia yang sedang berkembang mempunyai bermacam-macam kebutuhankebutuhan siswa serta masalah yang dihadapinya, supaya dapat membantu siwa dengan lebih baik. Masalah-masalah yang dihadapi siswa banyak sedikitnya akan mempengaruhi pada proses belajarnya.

Oleh karena itu seorang guru perlu mengetahui dan mengerti kebutuhan-kebutuhan dan maksud-maksud siswa sehingga dengan cara itu dapat membantu mereka dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Kenyataan yang dilihat di sekolah ada guru yang tidak ambil pusing dan tidak menyadari kebutuhan dan masalah yang dihadapi siswa sehingga mempengaruhi pada kegiatan pengajarannya. Dalam hal supervisor berperan penting membantu guru menciptakan Susana saling mengerti antar guru dan sehingga hubungan guru dan siswa menjadi lebih baik dan guru dapat berperan sebagai prmbimbing siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal.

3. Melaksanakan kepemimpinan yang efektif dengan cara yang domokratis dlam rangka meningkatkan kegiatan professional disekolah dan hubungan staf yang kreatif untuk meningkatkan kemampuan masing-masing. Supervisi merupakan proses hubungan antar manusia sesame anggota profesi yang perlu bekerja sama dalam meningkatkan kemampuan profesioanal masing-masing. Anggota yang mampu membantu yang kurang mampu dan tidak menonjolkan kemampuan mereka. Oleh karena itu supervisor perlu menanamkan sikap kepemimpinan yang demokratis dan kooperatif sehingga guru nantinya dapat menjadi pemimpin yang baik.

 4. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru memanfaatkan & mengembangkan kemampuan tersebut.

Tiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan guru dalam melaksankan tugasnya. Ada yang mempunyai kemampuan yang kurang dan ada pula yang mempunyai kelebihan. Keberhasilan usaha guru dapat ditingkatkan dengan jalan memanfaatkan dan meningkatkan kemampuankemampuan yang sudah dimiliki, dari pada memcari kekurangan dan memperbaikinya. Oleh karena itu tujuan supervisi bukanlah mencari kelemahan/kekurangan guru, tetapi menemukan segisegi positif dan guru, dan berdasrkan hal itu memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan harapan dapat berpartisipasi yang lebih baik memadai dan lebih meningkatkannya lagi.

5. Membantu guru meningkatkan kemampuan mengajar di depan kelas.

Kemampuan mengajar mencakup berbagai aspek baik aspek pengetahuannya yaitu pengetahuan tentang bidang study, tentang materi, alat-alat pelajarannya/media, tentang murid, aspek keterampilan yang mencakup keterampilan komunikasi, memilih dan menerapkan metode mengajar, keterampilan berinteraksi denagan siswa, keterampilan bertanya dan keterampilan menggunakan alat pelajaran serta manajemen kelas. Aspek sikap dalam kemampuanmengajar antara lain. Menyukai siswa, jujur terhadap siswa dan diri sndiri, disiplin terbuka, sabar dan adil.

Membantu guru meningkatkan kemampuan mengajar bukan berarti mendesak guru menggunakan metode mengajar tertentu tetapi lebih banyak mendorong atau memotivasi, supaya guru dapat menelaah diri sendiri, menemukan sendiri dimana kekurangannya dan berusaha memmperbaiki kekurangankekurangan itu.

6. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyelesaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal. Guru-guru yang baru diangkat umumnya belum mengenal ruang lingkup tugas-tugas dan tanggung jawab yang perlu dilaksanakan sebagai seorang guru. Oleh karena itu perlu diberikan orintasi oleh supervisor. Disamping belum mengenal tugas, guru baru juga seringkali menghadpi berbagai “kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugasnya lebih-lebih lagi bila menghadapi siswa dalam

kelas.

7. Membantu guru menemukan kesulitan belajar siswa dan menemukan tindakan perbaaikannya. Kemampuan siswa dalam belajar sangat bervariasi. Ada siswa yang sangat cepat memahami pelajaran yang diberikan dan ada pula yang lambat. Dan kemudian ada pula yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar. Seoarang guru harus mengetahui latar belakang kemampuan siswanya masing-masing sehingga dengan demikian kita dapat membantu mereka belajar dengan hasil yang optimal. Untuk mengenal kesulitan siswa ini tidaklah selau mudah bagi guru apalagi kalau latar belakang pengetahuan tentang psikologi anak kurang.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa tujuan supervisi tidak hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru. Sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pengajaran akan meningkat. Demikianlah, sehingga sebenamya tujuan supervisi pengajaran bukan saja berkenaan dengan aspek kognitif dan psikornotor, melainkan juga berkenaan dengan aspek efektifnya. Sergiovanni (1987) menegaskan lebih lengkap lagi tujuan supervisi pengajaran, yaitu ada tiga tujuan supervisi pengajaran.[9]

D.    Prinsip –Prinsip Supervisi

Mengembangkan situasi belajar mengajar melalui pembinaaan maka kegiatan ini dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Supervisi bersifat ilmiah (scientific) yaitu bahwa supervisi memenuhi 3 kriteria sebagai prosedur ilmiah yakni:

a. Sistematis karena dilakukan dengan cara teratur, melalui dengan perencanaan yang matang dan dilakukan secara kontinyu.

b. Objektif karena dilakukan bukan atas prasangka individu, tetapi didasarkan atas informasi dan data yang nyata.

c. Menggunakan instrumen yang baik untuk mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh benar-benar data yang terandalkan.

2. Supervisi dilakukan dengan prinsip demokratis, karena perintah atau takut atasan tetapi dilakukan dalam situasi kekeluargaan, melalui musyawarah, saling memberi dan menerima.

3. Supervisi dilakukan dengan cara kerja sama, kooperatif dan selalu mengarahkan kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan situasi belar mengajar yang lebih baik.

4. Supervisi bukan dilakukan dengan instruktif tetapi atas dasar kreatifitas dan inisiatif guru sendiri, dimana supervisior hanya memberikan dorongan agar terciptanya situasi belajar mengajar sengan baik.

5. Supervisi dilakukan dengan suasana terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, tetapi dengan cara terus terang melalui pemberitahuan baik resmi maupun tidak resmi sehingga guru yang akan disupervisi sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa akan di supervisi.

 6. Supervisi bukan hanya tertuju kepada suatu atau lebih unsur yang ada di sekolah tetapi meliputi guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan obyeknya meliputi kurikulum, sarana, pembiayaan, kesiswaan, kegiatan humas, dan tata laksana.

Adapun ayat al-Qur’an yang sedikit menyangkut tentang prinsip-prinsip supervisi pendidikan yaitu terdapat pada QS. Al-Ashr pada potongan ayat 3;


وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ

Terjemahnya:

.... saling menasehati pada kebenaran……………

Dan adapun hadis Rasulullah saw. yang berhubungan tentang prinsip-prinsip supervisi pendidikan yaitu: Aidz bin Amru r.a ketika ia masuk kepada Ubaidillah bin Ziyad berkata: Hai anakku saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya sejahat-jahat pemerintah yaitu yang kejam (otoriter), maka janganlah kau tergolong dari pada mereka (HR. Bukhari dan Muslim).[10]

 

E.    Ruang Lingkup Supervisi

Ruang lingkup yang dimaksud disini adalah wilayah, daerah atau tepatnya sasaran yang menjadi objek untuk disupervisi. Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan dan pengembangan kepada seluruh staf sekolah khususnya guru, agar kualitas pembelajaran meningkat. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran diharapkan hasil belajar siswa juga meningkat, dan itu berarti kualitas out put sekolah akan meningkat pula.

Olive dalam Sahertian (2000:19) berpendapat bahwa sasaran supervisi adalah pertama, mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan sekolah. Kedua, meningkatkan proses pembelajaran di sekolah. Ketiga, mengembangkan seluruh staf di sekolah. Lebih rinci lagi Arikunto (2004:33) mengidentifikasi sasaran supervisi ditinjau dari objek yang akan disupervisi menjadi tiga kategori. Pertama, supervise akademik. Kedua, supervisi administrasi. Ketiga, supervisi lembaga. Supervisi akademik menitik beratkan pada pengamatan supervi-sor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

Supervisi adminisitasi, yang menitik beratkan pengamatan super-visor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran. Supervisi lembaga, yang menebarkan atau menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di lingkungan sekolah. Jika supervise akademik dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan.

Pada prinsipnya supervisi dengan segala usahanya diarahkan pada pembinaan dan pengembangan aspek-aspek yang terdapat dalam situasi pembelajaran, sehingga akan tercipta suatu situasi yang dapat menunjang tujuan pembelajaran di sekolah. Ketiga objek supervisi tersebut terkait erat dengan aspek-aspek pembelajaran, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.[11]



 
 
 

F.    Jenis-Jenis Kegiatan Supervisi

Ada 4 tahap kegiatan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian terhadap keadaan guru/orang yang supervisi dalam menjalankan tugas-tugasnya.

2. Penilaian (evaluation) yakni penafsiran tentang keadaan guru/orang-orang yang supervisi, baik mengenai kekurangan atau kelemahan-kelemahanya maupun tentang kebaikan-kebaikannya, berdaasarkan data hasil penilitian.

3. Perbaikan (improvement) yakni memberikan bimbingan dan petunjuk untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan guru, serta mendorong pengembangan kebaikan-kebaikan guru yang disupervisi. Usaha mengatasi kesulitan dan kelemahan itu harus dilakukan oleh guru yang bersangkutan.

4. Pembinaan yakni kegiatan menumbuhkan sikap yang positif pada guru/orang yang disupervisi agar mampu menilai diri sendiri dan berusaha memperbaiki atau mengembangkan diri sendiri karena terbentuknya keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang selalu up to date.[12]

 

G.     Proses Supervisi Pendidikan

Secara garis besar kegiatan dalam proses supervisi dapat dibagi atas tiga yaitu jenis: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Perencanaan Supervisi Pendidikan

Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksanaan supervisi dapat terarah. Pelaksanaan supervisi tanpa diawali dengan perencanaan diduga dapat mengecewakan banyak pihak, seperti guru, supervisor dan bahkan siswa yang secara tidak langsungmemerlukan peningkatan kemampuan mengajar gurunya, ada bebrepa hal yang perlu dibahas sehubungan perencanaan supervisi yaitu:

a. Isi perencanaan Supervisi

Mengingat perencanaan merupkan pedoman dan arah dalam pelaksanaan, maka ada beberapa hal yang harus dicantumkan dalam perencanaan supervisi yaitu:

1) Tujuan supervisi : yakni apa yang ingin dicapai melalui supervisi

2) Alasan mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakn sehingga dapat ditentukan prioritas pencapaiannya serta adapat diterapkan teknik pelaksanaannya.

3) Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan yang telah dirumuskan

4) Siap yang akan dilaksanakan/ diikut sertakan dala kegiatankegiatan yang akan dilakukan

5) Waktu pelaksanaannya

6) Apa yang diperlukan dalam pelaksanaanya, dan bagaimana memperoleh hal-hal yang diperluakan

 b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perencanaan Supervisi

1) Untuk supervisi tidak ada rencana yang standar

Supervisi ini merupakan usaha untuk bantuan guru-guru meningkatkan kemampuannya. Bantuan tersebut berbeda-beda antara satu oaring dengan guru lainnya. Tiap guru yang mempunyai kemampuan yang berbeda sehingga permaslahan yang dialami pun akan berbeda-beda. Untuk lebih efektifnya bantuan yang diberikan, perlu direncanakan sesuai denagan kebutuhan dan situasi di mana guru itu berbeda. Dalam memberikan bantuan seorang supervisor perlu mempelajari terlebih dahulu kebutuhan dan situasi guru yang akan disupervisi.sehingga ia dapat menyusun perncanaan yang lebih baik. Supervisor tidak begitu saja menggunakan rencana supervisi yang pernah ia lakukan terhadap guru tertentu ditempat lain. Dengan arti kata supervisor tidak dapt menggunakan suatu pola standar dalm rencana, terutama dalam penentuan permaslahn dan car-cara penyelesaiannya.

2) Perencanaan supervis memelukan kreatifitas

Tiap sekolah mempunyai situasi dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga supervis tidak dapt direncanakan dan dilaksanakan menurut pola tertentu yang berlaku dimana-mana. Oleh karena itu dalam menyusun perencanaan supervisi dieprlukan kreatifitas yang tinggi dari supervisor. Denagan demiakian bentuk bantuan yang diberikan kepada gru-gru sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.

3) Perencanaan supervisi harus komprehensif

Proses belajar berkaitan dengan berbagai aspek yang satu sama lainnya saling berkaiatan. Aspek diamaksud antara lain guru, alat, murid, metode, keadaan fisik, dan sikap, kepada sekolah. Kesemuanya ini saling pengaruh mempengaruhi. Oleh karena itu supervisor perlu menysusun perencanaan supervisi yang komprehensif, yaitu yang bersifat menyeluruh dan memperhatikan semua aspek-aspek yang berkaitan denagn proses belajar mengajar.

4) Perencanaan supervisi harus kooperatif

Pelaksanaan supervisi akan melibatkan banyak orang karena itu dalm perencanaanya pun supervisor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang akan terlibat dalam pelaksanaan supervisi. Melibatkan banyak pihak dalam menyusun perencanaan supervisi merupakan salah satu upaya mewujudkan pernecanaan yang kompeherensif.

5) Perencanaan supervisi harus fleksibel

Pelaksanaan supervisi merupakn pedoman dalam pelaksanaannya. Hal-hal yang dicantumkan dalam perencanaan berubah jikadiperlukan. Hal ini berarti rencana tersebut memberikan kesempatan kepada supervisor unrtuk melaksankan sesuatu sesuai denagn keadaan. Supervisor hendaknya jangan terpaku dengan apa yang ada dalam perencanaannya pada situasi dan keadaan yang sedang dihadapinya.

2. Pelaksanaan Supervisi Pendidikan

            Riva’i (1982) mengemukakan pelaksanaan supervisi pendidikan mengikuti beberapa criteria sebagai berikut:

a. Proses supervisi diawali dengan pengumpulan data untuk menemukan berbagai kekurangan dan kelemahan guru. Data yang dikumpulkan adalah mengenai keseluruhan situasi belajar mengajar, meliputi data murid, program pengajaran, alat/fasilitas, dan situasi dan kondisi yang . data muird natara lain: hasil belajar siswa, kebiasaan dan cara belajar, mianat dan motivasi siswa dan sebagainya. Data guru lain: kelebihan dan kelemahan guru, kemampuan dalm mengajar, perkembangan kreatifitas guru,dan program pengajaran yang disusun guru selain itu data dikumpulkan. Data tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbngan dalam menemukan permasalahan yang ditemui. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti observasi, kunjungan kelas, menggunakan kuesioner dan sebagainya. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data ini adalah pelaksanaannya jangan sampaimemberikan kesan seolah-olah supervisor semata-mata mencari kesalahan, sebab sebenarnya bukan mencari-cari kesalahan, sebab sebenarnya bukan mencari-cari kesalahan tetapi hanya membandingkan keadaan sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya.

b. Penilaian

Data yang sudah dikumpulkan diolah, kemudian dinilai. Penilaian ini dilakukan terhadap keberhasilan murid, keberhasilan guru, serta factor-faktor penunjang dan penghambat dalam proses belajar mengajar. Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan cara diskusi antar guru, pertemuan pribadi dan menentukan criteria bersama antar supervisor dengan guru. Pada waktu diskusi guru bertukar pikiran dengan guru lain mengenai hal-hal yang mungkin masih perlu perba       ikan dan pembinaan. Begitu pula dengan pertemuan pribadi. Pada pertemuan pribadi. Pada pertemuan tersebut guru melakukan percakapan dengan supervisor, terutama membicarakan kelemahan dan kekurangan yang dirasakan guru. Pada kesempatan itu guru dan supervisor bersama-sama memberikan penilaian terhadap kemampuan guru. Penilaian ini juga mengajar guru dengan criteria yang telah ditetapkan bersama.

c. Deteksi kelemahan

Pada tahap ini supervisor mendeteksi kelemahan atau kekurangan guru dalam mengajar. Dalam rangka dalm mendeteksi kelemahan, supervisor memperhatikan bebraapa haal yang berkaitan denagan pelaksanaan tugas guru yaitu: penampilan guru didepan kelas, penguasaan materi, penggunaan metode, hubungan antar personel dan administrasi kelas. Deteksi kelemahan ini dapat dilakukan dengan cara pertemuan pribadi, rafat staf, dan konsultasi dengan nara sumber. Melalui pertemuan pribadi, supervisor memberikan kesempatan kepada guru untuk menceritakan kembali apa yang dialaminya selama mengajar.

d. Memperbaiki kelemahan

Jika melalui deteksi ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka pada tahap ini dilakukan perbaikan atau peningkatan kemampuan. Memperbaiki kelemahan dan kekurangan tersebut dapat dilakukan denagn car memberikan informasi langsung atau tidak langsung, demonstrasi mengajar, kunjungan kelas/kunjungan mengikuti penataan dalam berbagai bentuk, dan sebagainya.

e. Bimbingan dan pengembangan

Tujuan akhir pemberian bantuan dan pelayanan guru adalah peningkatan situasi belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa meningkat pula. Karena yang penting disadari oleh guru adalah bahwa peningkatan kemampuan yang diperolehnya bukan hanya semata-mata untuk kepentingan dirinya, tetapai untuk kepentingan proses belajar dan hasil belajar siswanya. Dalam hal ini supervisor perlu memberikan bimbingan kepada guru agar apa yang diperolehnya diterapkan/diaplikasikan dalm proses belajar mengajar yang dilakukannya. Bimbingan dan pengembangan ini dilakukan dengan cara kunjungan kelas, pertemuan pribadi, observasi dan diskusi.

 3. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Teknik supervise dapat dibedakan atas dua pula yaitu teknik langsung (direct technique) dan tidak langsung (direct technique).

1. Teknik Individual (individual technique) Ada beberapa teknik supervise yang tergolong ke dalam kelompok teknik individual yaitu:

a. Kunjungan Kelas

Supervisi dating ke kelas dan memperhatikan guru yang sedang mengajar. Melalui kunjungan kelas, supervisor akan memperoleh banyak informasi mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Supervisor dapt mengetahui kelebihan dan kekurangan guru dengan mengetahui keberhasilan guru dalam mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Secara rinci tujuan kelas adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui pelaksanaan dan penampilan guru dalam mengajar

2) Untuk mengetahui kelebihan dan kemampuan khusus yang dimiliki masing-masing guru.

3) Untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan para guru, terutama yang diperlukan untuk menunjang penampilanya dikelas.

4) Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan supervisor dalam penyusunan rencana supervisinya.

5) Untuk mendorong dan meransang guru agar mau berusaha bekerja lebih baik dalam meningkatkan kemampuannya.

6) Untuk mengetahui usaha, guru dalam melaksanakan saransaran yang telah diberikan supervisor.

7) Untuk menimbulkan sikap percaya pada guru terhadap kunjungan kelas yang dilaksanakan supervisor.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supervisor agar kehadirannya di kelas tidak mengganggu situasi belajar mengajar. Pertama supervisor hendaknya menghargai guru yang sedang mengajar di kelas tersebut. Supervisor harus berupaya menunjukkan sikap kolegial terhadap guru yang dikunjungi. Kedua supervisor masuk ke kelas dengan memperhatikan peraturan dan kebiasaan umum yang berlaku disekolah. Supervisor memasuki ruang kelas terang-terangan dan jangan mengganggu jalannya, proses belajar mengajar. Ketiga supervisor sebaiknya memilih tempat yang tidak menarik perhatian siswa, namun dari tempat tersebut supervisor dapat mengamati guru dengan baik. Keempat supervisor membuat catatan tertentu, tetapi diusahakan agar proses pembuatan catatan tersebut tidak menggangu konsentrasi guru yang sedang mengajar. Kelima selama melakukan pengamatan supervisor tidak diperkenankan ikut berpartisipasi. Jika kepala sekolah akan meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran berakhir. Maka supervisor cukup menunjukkan anggukan dari jauh sebagai tiada “minta diri” Secara garis besar kunjungan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Kunjungan kelas yang direncanakan/dieprsiapakan terlebih dahulu. Kunjungan kelas yang dipersiapkan ini dapat dibedakan atas tiga yaitu:

a) kunjungan kelas yang direncanakan oleh kepala sekolah dan diberitahukan kepada guru.

b) kunjungan kelas yangdirencanakan kepala sekolah tetapi tidak diberitahukan kepada guru.

c) direncanakan oleh guru dan mengundang kapala sekolah untuk mengunjungi kelasnya.

2) Kunjungan kelas tanpa perancana /persiapan. Tujuan kunjungan kelas seperti ini mungkin bermacam- macam Misalnya hanya sekedar membina hubungan baik antara kepala .sekolah dengan guru ,atau juga merupakan salah satu bentuk inpeksi mendadak (sidak)yang dilakukan kepala sekolah .Menurut rifai (1982) kunjungan kelas tanpa perancanaan ini kurang memberikan banyak man faat bagi pengembangan dan penigkatan kemampuan mengajar guru yang bersangkutan.

   2. Teknik Kelompok (Group technique)

Teknik kelompok menurut sahertian (1981) adalah teknikteknik yang dugunakan atau dilaksanakan oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Berarti permasalahan yang dialami oleh guru-guru yang ada dalam kelompok tersebut relative sama. Penggunaan teknik dalam kondisi seperti itu lebih efisien dibandingkan menggunakan teknik individual. Teknik-teknik yang bersifat kelompok adalah sebagai berikut.

a. Pertemuan orientasi bagi guru baru Pertemuan orintasi guru baru

b. Rapat guru

c. Studi antar kelompok guru

d. Diskusi

e. Seminar

f. Diskusi panel

g. Buletin supervisi

h. Demonstrasi mengajar

i. Perpustakaan jabatan

j. Penjelasan sekolah untuk anggota staf (Field trip). [13]

 

   

BAB III

PENUTUP

 A.     Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang dilakukan serta pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat diambil kesimpulan mengenai perspsi guru terhadap pelaksanaan supervise dan administrasi. Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapa tujuan pendidikan. Pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang, seperti kerjasama, proses kerja sama, system dan mekanisme manajemen, kepemimpinan proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahan. Lingkup pembicaraan tentang administrasi pendidikan itu tergantung level tujuan pendidikan yang ingin di capai, yaitu pada tingkat kelas sampai pada tingkat sistem pendidikan nasional. Makin luas cakupannya makin banyak yang terlibat dan makin komplek permasalahannya Supervisi pendidikaan adalah suatu aktivitas pembinaan terencana yang berorientasi kepada guru dan pegawa sekolah secara efektif. Pada hakekatnya tujuan supervise adalah memperbaiki atau meningkatkan kualitas dan kuantitas kepada semua pihak yang berhubungan denganya dan melestarikannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Risnawati, 2014, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Aswaja

Pressindo

Azis , Rosmiaty, 2016, Pengantar Administrasi Pendidikan, Yogyakarta: Sibuku

Maisaroh ,Siti,Danuri, 2020,  Administrasi Dan Supervisi  Pendidikan,

Yogyakarta: Tunas Gemilang Press

Sohiron, 2015, Administrasi Dan Supervisi  Pendidikan, Pekanbaru:  Kreasi

Edukasi


 
  




Komentar

  1. Masyallah,,, Bloger sangat bermanfaat sekali.. Good👍👍

    BalasHapus
  2. Saya ucapkan terimakasih, karena sangat terbantu dengan blog yang saudari bagikan. Blog ini bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi terhadap guru dan pegawai sekolah dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Semoga blog ini menjadi sarana amal kebajikan... Sekali lagi saya ucapkan terimakasih 👍👍👍

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi nih buat saya..
    Tetap semangat ya indah 💪 Ditunggu blog² selanjutnya😊

    BalasHapus
  4. Terimakasih kepada saudari yang sudah berbagi ilmu,blog ini sangat bermanfaat dan semoga kedepannya saudari bisa menampilkan blog yg lebih baik lagi, semangat 💪

    BalasHapus
  5. Waaah keren ni ,,semoga bermanfaat ya ka buat semua orang , dan kedepan nya lebih baik lagi

    BalasHapus
  6. Blog ini sangat bagus, dan bisa menambah wawasan saya, semangat terus indah🤗

    BalasHapus
  7. Materi yang di bahas sangat mudah untuk dipahami,dan juga enak di lihat dari segi kerapian nya, terimakasih banyak semoga blog ini lebih banyak memberikan bahan bahan referensi kedepannya

    BalasHapus
  8. Ilmunya sangat bermanfaat min. Semoga kedepannya bisa share pengetahuan yang bermanfaat lagi ya min🤗

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tutorial Instal Windows 7 di Leptop Toshiba Bodybook Satelite-J720

HAK DAN KEWAJIBAN GURU